Puisi Natal: Perbedaan antara revisi

Dari In-Christ Wiki, Wiki Kristen Indonesia
Loncat ke navigasi Loncat ke pencarian
Bennylin (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Bennylin (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1: Baris 1:
== Sukacita yang Besar==
== Sukacita yang Besar==
 
<poem>
Sukacita yang besar telah diberikan kepada kita
Sukacita yang besar telah diberikan kepada kita
Oleh karena Yesus, Sang Juru Selamat yang telah lahir ke dunia
Oleh karena Yesus, Sang Juru Selamat yang telah lahir ke dunia
Baris 14: Baris 14:
Mari tetap teguh beriman di dalam Yesus
Mari tetap teguh beriman di dalam Yesus
Sampai selama-lamanya ... mari kita setia pada-Nya
Sampai selama-lamanya ... mari kita setia pada-Nya
</poem>
==Selamat Natal==
<poem>
Bintang timur gemerlap...
Orang majus cepat beranjak...
Raja Herodes terdesak...
Gembala tertawa terbahak...
Maria menyimpan makna terhebat...
Yusuf cepat tanggap...
Datang menyembah adalah keputusan yang mantap...
Karena Raja Penyelamat lahir pada waktu yang tepat...
</poem>
==Kado Natal Istimewa==
<poem>
Waktu umurku tiga tahun
Aku menemukan sekotak hadiah berisi mainan yang bagus
Diletakkan papa dan mama di bawah pohon Natal
Tetapi kado Natal istimewa bukan itu, kata mereka
Waktu umurku empat tahun
Aku menemukan sekotak hadiah berisi pakaian yang indah
Diletakkan papa dan mama di bawah pohon Natal
Tetapi kado Natal istimewa bukan itu, kata mereka
Waktu umurku lima tahun
Aku menemukan sekotak hadiah berisi perlengkapan sekolah
Diletakkan papa dan mama di bawah pohon Natal
Tetapi kado Natal istimewa bukan itu, kata mereka
Di manakah kado istimewa itu dapat kutemukan?
Kata papa dan mama bukan mereka yang memberikannya
Kado itu lebih berharga dari semua yang pernah kuterima
Kado itu alasan semua orang merayakan Natal
Allah penuh kasih yang memberikannya
Seorang Juruselamat yang datang untuk menyelamatkanku
Sebuah kado istimewa yang tidak bisa kutemukan
Sampai IA menemukanku
</poem>
==Asalkan Yesus Bersama Kita==
<poem>
Tidak apa-apa Papa
Bila Natal kali ini aku memakai baju yang lama
Aku akan tetap lebih gemerlap daripada pohon terang itu
Karena sukacita berpendar dihatiku
Tidak apa-apa Mama
Sepatuku yang lama masih indah dipandang
Bintang pengharapan menuntunku tetap
Membawaku percaya dengan hati mantap
Tidak ada kue lezat dan kado berpita
Sungguh tidak mengapa Papa Mama tercinta
Asalkan Yesus bersama kita
O alangkah indahnya hidup kita
</poem>
==Cahaya yang Tinggal Tetap==
<poem>
Ucapan-ucapan dan lagu-lagu Natal sudah berakhir
Kegembiraan perayaan Natal sudah berlalu
dengan para malaikat naik ke Surga,
Orang-orang majus kembali ke Timur.
Tetapi terang yang pernah bersinar di sebuah palungan
Masih menerangi dunia dari kejauhan,
Dan hati yang taat masih mendengarkan nyanyian para malaikat
Dan orang bijak masih mengikuti sebuah bintang
</poem>
==Hatimu, bilik terindah bagi-Ku==
<poem>
Aku hendak turun untuk melihat-lihat
Bagaimana kehidupan manusia yang Ku ciptakan
Sebab telah lama Ku dengar kabar tentang mereka
Kabar yang sungguh memilukan hati-Ku
Aku telah merancangkan dari mulanya
Bahwa mereka akan hidup di hadapan-Ku
Bersama dengan-Ku selamanya
Bahwa jika mereka bersama-Ku
Mereka tidak akan pernah mengalami kekurangan
Aku sedih, ketika waktu itu
Di rumah yang begitu indah dan mewah
Yang Kuberikan sebagai hadiah pertama-Ku
Aku mendapati mereka telanjang
Telanjang di tengah-tengah segala kelimpahan harta
yang telah Ku sediakan, hanya bagi mereka
Mengapa? Apakah semua itu tidak cukup?
Malam itu, setelah ribuan tahun terlewatkan
Aku datang, datang kembali mengunjungimu
Aku mendapati engkau terlalu sibuk,
Sibuk dengan dirimu sendiri
Hingga kehadiran-Ku tak engkau pedulikan
Tak ada tempat di rumahmu bagi-Ku
Di mana? Di mana tempat yang hangat yang bisa Aku tempati
Tuk menghangatkan tubuh mungil-Ku yang kedinginan?
Tak ada! Tidak ada satu pun bilik yang kosong di rumahmu
Hanya kandang hewanmu yang tersisa untuk-Ku
Namun tidak mengapa
karena itu pun sudah cukup bagi-Ku waktu itu
Seandainya saat ini engkau telah menyadari
Bahwa Aku telah datang kembali untukmu
Tolong, bukalah bilik hatimu,
agar Aku dapat masuk dan tinggal di sana
Dan menjadikannya bilik terindah bagi-Ku dan bagimu.
</poem>

Revisi per 15 November 2011 06.28

Sukacita yang Besar

<poem> Sukacita yang besar telah diberikan kepada kita Oleh karena Yesus, Sang Juru Selamat yang telah lahir ke dunia

Mari kita bersujud menyembah-Nya Bersorak tak henti memuji-Nya Nyanyikan lagu untuk memuliakan-Nya

Yesus, Sang Juru Selamat kita Lahir dalam kesederhanaan Membawa kita dalam kehidupan yang kekal

Mari tetap teguh beriman di dalam Yesus Sampai selama-lamanya ... mari kita setia pada-Nya </poem>

Selamat Natal

<poem>

Bintang timur gemerlap...

Orang majus cepat beranjak...

Raja Herodes terdesak...

Gembala tertawa terbahak...

Maria menyimpan makna terhebat...

Yusuf cepat tanggap...

Datang menyembah adalah keputusan yang mantap...

Karena Raja Penyelamat lahir pada waktu yang tepat... </poem>

Kado Natal Istimewa

<poem> Waktu umurku tiga tahun

Aku menemukan sekotak hadiah berisi mainan yang bagus

Diletakkan papa dan mama di bawah pohon Natal

Tetapi kado Natal istimewa bukan itu, kata mereka

Waktu umurku empat tahun

Aku menemukan sekotak hadiah berisi pakaian yang indah

Diletakkan papa dan mama di bawah pohon Natal

Tetapi kado Natal istimewa bukan itu, kata mereka

Waktu umurku lima tahun

Aku menemukan sekotak hadiah berisi perlengkapan sekolah

Diletakkan papa dan mama di bawah pohon Natal

Tetapi kado Natal istimewa bukan itu, kata mereka

Di manakah kado istimewa itu dapat kutemukan?

Kata papa dan mama bukan mereka yang memberikannya

Kado itu lebih berharga dari semua yang pernah kuterima

Kado itu alasan semua orang merayakan Natal

Allah penuh kasih yang memberikannya

Seorang Juruselamat yang datang untuk menyelamatkanku

Sebuah kado istimewa yang tidak bisa kutemukan

Sampai IA menemukanku </poem>

Asalkan Yesus Bersama Kita

<poem> Tidak apa-apa Papa

Bila Natal kali ini aku memakai baju yang lama

Aku akan tetap lebih gemerlap daripada pohon terang itu

Karena sukacita berpendar dihatiku

Tidak apa-apa Mama

Sepatuku yang lama masih indah dipandang

Bintang pengharapan menuntunku tetap

Membawaku percaya dengan hati mantap

Tidak ada kue lezat dan kado berpita

Sungguh tidak mengapa Papa Mama tercinta

Asalkan Yesus bersama kita

O alangkah indahnya hidup kita </poem>

Cahaya yang Tinggal Tetap

<poem> Ucapan-ucapan dan lagu-lagu Natal sudah berakhir Kegembiraan perayaan Natal sudah berlalu dengan para malaikat naik ke Surga, Orang-orang majus kembali ke Timur.

Tetapi terang yang pernah bersinar di sebuah palungan Masih menerangi dunia dari kejauhan, Dan hati yang taat masih mendengarkan nyanyian para malaikat Dan orang bijak masih mengikuti sebuah bintang </poem>

Hatimu, bilik terindah bagi-Ku

<poem>

Aku hendak turun untuk melihat-lihat Bagaimana kehidupan manusia yang Ku ciptakan Sebab telah lama Ku dengar kabar tentang mereka Kabar yang sungguh memilukan hati-Ku

Aku telah merancangkan dari mulanya Bahwa mereka akan hidup di hadapan-Ku Bersama dengan-Ku selamanya Bahwa jika mereka bersama-Ku Mereka tidak akan pernah mengalami kekurangan

Aku sedih, ketika waktu itu Di rumah yang begitu indah dan mewah Yang Kuberikan sebagai hadiah pertama-Ku Aku mendapati mereka telanjang Telanjang di tengah-tengah segala kelimpahan harta yang telah Ku sediakan, hanya bagi mereka

Mengapa? Apakah semua itu tidak cukup?

Malam itu, setelah ribuan tahun terlewatkan Aku datang, datang kembali mengunjungimu Aku mendapati engkau terlalu sibuk, Sibuk dengan dirimu sendiri Hingga kehadiran-Ku tak engkau pedulikan Tak ada tempat di rumahmu bagi-Ku

Di mana? Di mana tempat yang hangat yang bisa Aku tempati Tuk menghangatkan tubuh mungil-Ku yang kedinginan? Tak ada! Tidak ada satu pun bilik yang kosong di rumahmu Hanya kandang hewanmu yang tersisa untuk-Ku Namun tidak mengapa karena itu pun sudah cukup bagi-Ku waktu itu

Seandainya saat ini engkau telah menyadari Bahwa Aku telah datang kembali untukmu Tolong, bukalah bilik hatimu, agar Aku dapat masuk dan tinggal di sana Dan menjadikannya bilik terindah bagi-Ku dan bagimu. </poem>